TOKYO - Maskapai penerbangan terbesar di Asia yang menjadi kebanggaan Jepang, Japan Airlines (JAL), dinyatakan bangkrut. Pihak JAL telah mendaftarkan diri ke pengadilan untuk dinyatakan pailit dengan menanggung kewajiban hingga ¥2,32 triliun yen.
Seperti dilaporkan harian The Independent, hari ini, kebangkrutan JAL merupakan yang terbesar dalam sejarah Jepang paska perang dunia. Bangkrutnya JAL diharapkan bakal mengakhiri tiga tahun upaya restrukturisasi yang menyakitkan dengan merumahkan 15 ribu karyawan, penghapusan utang hingga miliaran dolar dan penutupan banyak rute yang tak menguntungkan. Para pengamat mengatakan, untuk mencegah JAL ambruk total yang dapat berpengaruh pada 13 ribu mitra bisnis, maka dibutuhkan keringanan hutang hingga US 7 miliar dan miliaran dolar lainnya untuk kredit.
Meski dinyatakan bangkrut, pemerintah Jepang tetap menjanjikan JAL masih besa terbang. Perdana Menteri Jepang, Yukio Hatoyama, meminta para karyawan JAL untuk bertahan di belakang restruktirusasi yang akan diawasi oleh sebuah perusahaan negara bernama Enterprise Initiative Turnaround Corporation. "Yang paling penting adalah semua orang yang bekerja (di JAL) mencurahkan seluruh energi untuk restrukturisasi. Dalam hal ini, pemerintah akan mendukung segala usaha mereka," ujar Hatoyama.
JAL berencana memangkas 15700 karyawannya pada Maret 2012, menggunakan pesaawat lebih kecil demi efisiensi dan menutup belasan internasional tute yang merugi sebagai upaya untuk muncul kembali.
Sementara Direktur Utama JAL, Haruka Nishimatsu yang menentang pailit, kemarin menjadi orang pertama di maskapai yang mengundurkan diri. Media di Jepang menyebut Kazuo Inamori, pendiri raksasa industri Kyocera Corp yang kini berusia 77 tahun sebagai pengganti Haruka. Inamori adalah salah satu pengusaha Jepang paling dihormati.
Imamori yang sudah ditasbihkan sebagai pendeta Budha, mengaku sudah tua dan sulit mendapatkan pekerjaan penuh. Namun ia menjanjikan akan meminjamkan seluruh keahliannya tanpa bayaran. "Saya tidak tahu apapaun tentang industri transportasi, tetapi saya akan senang untuk memberikan kontribusi terbaik," ujar Imamori.
Bagaimanapun, Inamori mewarisi perusahaan paling bermasalah di Jepang. Didirikan pada 1951, JAL menjadi perusahaan publik pada 1987 dan masuk dalam kategori enam besar maskapai penerbangan terbesar di dunia. Namun JAL sudah bertahun-tahun tidak meraup untung, terbelenggu beban rute-rute domestik yang mahal, manajemen yang payah dan menghabiskan banyak dana hanya untuk hotel dan resorts ketika perekonomian menggeliat tahun 1980-an.
Kejatuhan JAL semakin cepat seiring sulitnya bersaing melawan All Nippon Airways yang merupakan rival domestik, serta diperparah dengan krisis finansial global terjadi tahun 2008.
Serangkaian kekhawatiran tentang kesehatan yang mengancam maskapai penerbangan seperti flu burng dan flu babi, membuat para penumpang potensial memilih bertahan di rumah. Saham JAL kemarin jatuh hingga ¥3 dan nilai pasarnya hanya US 150 juta, atau jauh berkurang dibanding sebelum dinyatakan bangkrut. Saham JAL akan dihapus dari pasar modal pada 20 Februari mendatang, yang menyisakan ivestor pemegang kertas tak berharga.(ara/jpnn)
No comments:
Post a Comment